Selasa, 04 Desember 2007

PENGAJARAN SEPAK BOLA

Sepak bola termasuk kedalam klasifikasi permainan investor (penyerangan) yang tentunya dari penekanan tujuan pembelajarannya berbeda dengan penekanan tujuan pembelajaran skill. Akan tetapi kedunya memiliki persamaan, yaitu melibatkan modifikasi dan pengembangan agar sesuai dengan prinsip DAP dan “body scalling”, termasuk didalamnya ukuran dan kemampuan fisik.
Masih banyak guru penjas kurang nenperhatikan penekanan tujuan permainan dan skill. Ada kalanya guru dalam mengajarkan bentuk-nentuk permainan, malah penekannya difokuskan pada pembelajaran bagaimana siswa menampilkan siswa skill dalam permainan. Sebaliknya dalam mengajarkan skill guru memfokuskan pembelajarannya pada bentuk-bentuk permainan. Memang pada kenyataannya kita sadari bahwa rendahnya kualitas permainan disebabkan oleh rendahnya kemampuan skill, sehingga ada beberapa alternatif pada guru sebagai berikut :
1. meneruskan permainan untuk beberapa lama sehingga siswa dapat memahami gagasan atau makna dari permainan yang dilakukannya.
2. Guru kembali pada tahapan yang lebih rendah dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk memadukan keterampilan tanpa adanya yekanan untuk menguasai strategi
3. Guru mengubah jenis keterampilan pada level yang lebih simpel, lebih dikuasai siswa sehingga siswa dapat berkonsentrasi terhadap strategi bermain.

Untuk dapat memodifikasikan pembelajaran permainan dan olahraga maka guru harus paham terhadap tahapan belajar permainan.Pada awalnya tahapan belajar permainan melibatkan pembelajaran yang penekanannya pada penguasaan skill. Selanjutnya aktifitas pembelajaran diarahkan pada kompleksitas dan tingkat kesulitan permainan.
Beberapa pertimbangan dalam penggunaan tahapan bermain antara lain :
• Tidak melompati tahapan. Walaupun secara fisik dan kemampuan siswa mampu melakukan pada tahap berikutnya, namun hendaknya siswa melalui tahapan demi tahapan. Hal ini dimaksudkan supaya siswa memahami konsep bermain ditiap tahapan.
• Tahapan yang terlupakan. Tahapan yang sering terlupakan adalah tahap dua dan tiga. Indikasinya permainan tidak berjalan lancer dan skill nampak terkotak-kotak tidak saling berhubungan. Hal ini tidak akan terjadi jika guru memahami kebutuhan permainan secara bertahap sesuai dengan kemampuan siswa.
• Menentukan skill dalam permainan. Guru menetapkan bagaimana skill digunakan dan strategi apa yang diterapkan dalam permainan itu. Guru memberikan tahapan aktifitas belajar untuk meningkatkan skill dan strategi bermain melalui manipulasi kompleksitas permainan dari kondisi sederhana sampai pada kondisi permainan yang sebenarnya.


Tidak ada komentar: